Indonesia berpeluang meningkatkan pangsa pasar kopi di Eropa
Sumber Berita : Sekretariat Jenderal
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Dr. Massimiliano Fabian, Ketua SCAE (Specialty Coffee Association in Europe) dan Dr. Vencenzo Sandalj, Presiden Associazione Caffè Trieste Italia pada acara pertemuan dengan pengurus dan anggota AEKI pusat di Jakarta pada tanggal 14 September 2007 yang lalu. Pertemuan bisnis antara beberapa pengusaha kopi Italia dan pengurus dan anggota AEKI ini juga dihadiri oleh Menteri Perdagangan Mari E. Pangestu, sedangkan Menteri Pertanian diwakili oleh Dirjen P2HP Djoko S. Damardjati.
Dalam perbincangan secara informal dengan pengusaha kopi Italia tersebut, Menteri Perdagangan menyambut baik kedatangan pengusaha kopi Italia ini dan juga pertemuan semacam ini karena dengan melihat langsung perkopian Indonesia maka pengusaha kopi Italia dapat mengetahui potensi dan kemampuan Indonesia dalam menyediakan kopi dunia. Menteri mengharapkan kunjungan ini akan memberikan daya dorong bertambahnya sharing pasar kopi Indonesia untuk kawasan Italia dan Negara sekitarnya. Selanjutnya Menteri juga mendukung agar AEKI ikut berperan aktif pada pameran kopi Espresso bulan Nopember tahun 2008 yang akan datang dan juga mendukung pastisipasi AEKI pada pameran tunggal Indonesia di Trieste pada bulan Nopember 2007 yang akan datang yang mengedepankan thema “buah tropis dan minuman Indonesia�.
Seperti diketahui bahwa kunjungan pengusaha kopi Italia ini merupakan program yang dirancang KBRI Roma bidang Pertanian dengan Asosiasi Kopi Trieste dan SCAE. Sebelum ke Jakarta ronbongan berkunjung ke Palembang dan bertemu dengan Gubernur Sumatera Selatan yang diwakili oleh Sekretaris daerah da serta mengadakan pertemuan bisnis dengan AEKI Sumatera Selatan serta melakukan uji rasa beberapa kopi produksi Sumatera Selatan. Dari hasil uji rasa terhadap 4 sampel kopi dari daerah produksi yang berbeda, menurut mereka kopi Semendo memberikan cita rasa terbaik daripada kopi dari daerah lainnya.
Setelah berkunjung ke Jakarta, tanggal 16 september 2007 rombongan pengusaha kopi Italia ini juga mengunjungi pelabuhan dan pergudangan kopi di Surabaya. Di daerah ini rombongan menyaksikan proses bongkar muat di pelabuhan Tanjung Perak dan juga mengunjungi gudang penyimpanan kopi milik PTPNXII. Rombongan menyatakan kesan positifnya terhadap kualitas kopi yang siap di ekspor oleh PTPN XII. Malam harinya rombongan juga mengadakan pertemuan dengan pengurus dan anggota AEKI Cabang Jatim yang dipimpin langsung oleh ketuanya Bapak Yahmadi.
Tanggal 17 September 2007, rombongan menuju Bali dan melihat kebun kopi arabika di daerah Bangli, Kintamani. Di daerah ini rombongan juga melakukan uji rasa kopi antara yang di fermentasi selama 12 jam dan 36 jam. Menurut mereka cita rasa kopi yang dihasilkan dari proses fermentasi selama 12 jam memiliki rasa yang lebih baik dan cocok untuk selera orang Eropa, sementara cita rasa kopi dari kopi yang difermentasi selama 36 jam lebih cocok untuk selera orang Amerika, Jepang dan Australia.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali mengatakan bahwa peluang ekspor ini memotivasi para petani kopi arabika untuk meningkatkan produksinya. Kopi Arabika yang diproduksi di Kintamani memiliki rasa khas kopi kintamani beraroma jeruk. Hal ini dikarenakan budidaya tanaman kopi di daerah kintamani diselingi oleh tanaman jeruk.
Dilaporkan bahwa tahun 2006, luas areal kopi arabika di Bali seluas 7.511 ha. Areal ini menciut selama lima tahun terakhir. Paa tahun 2002, luas lahan kopi arabika didaerah itu seluas 9.460 hektar. Produksi tahun lalu sebanyak 2.679,058 ton sedangkan tahun ini siperkirakan sebasar 2.067 ton.
Jenis kopi yang dihasilkan Prop. Bali adalah jenis kopi arabika dan kopi robusta. Tersebar di Kabupaten Jembrana, Badung, Gianyar, Bangli, Karangasem, Buleleng. Daerah terluas pengembangan dan produksi tertinggi kopi Arabika adalah Kab. Bangli
Produksi Tahun Terakhir (2002) : 3,768,420.00 Ton