Rabu, 09/09/2009
Indonesia kembangkan kopi specialty di 12 provinsi
JAKARTA: Terpincut oleh harga komoditas kopi specialty yang bagus, pemerintah berencana untuk mengembangkan tanaman perkebunan itu di 12 provinsi.
“Untuk biayanya, pada 2010, pemerintah menganggarkan dana Rp 28 miliar,” ujar Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian (Deptan) Achmad Mangga Barani di Jakarta kemarin.
Dia mengatakan selain memiliki cita rasa yang khas dan tumbuh di daerah tertentu di Tanah Air, kopi jenis ini telah dikenal oleh masyarakat internasional. Jenis kopi itu a.l. kopi baliem, kopi toraja, kopi mandailing, kopi aceh, dan kopi kintamani. “Harganya, cukup tinggi. Kini, di pasar internasional mencapai US$15-US$20 per kg,” ujar Achmad.
Ke-12 provinsi yang akan dijadikan sebagai kawasan pengembangan kopi spesial itu a.l. Bengkulu, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Utara. Dari beberapa wilayah tersebut, kini telah dihasilkan sejumlah kopi itu.
Mangga Barani menyatakan saat ini ada tren harga kopi akan terus membaik menyusul adanya prediksi bahwa perekonomian dunia akan membaik dan tingkat konsumsi kopi masih terjaga. “Harga kopi kemungkinan beranjak naik, seperti kakao,” katanya.
Selain program itu, kata Dirjen, pemerintah juga akan membangun pasar kopi di Indonesia, sehingga fluktuasi harga kopi di pasar dunia bukan momok bagi produsen kopi di Tanah Air. Apalagi tingkat konsumsi kopi di pasar domestik setinggi tingkat permintaan di Brasil dan Kolombia, yang bergerak di kisaran 3 kg--4 kg per kapita per tahun.
Konsumsi kopi per kapita di Indonesia, katanya, hanya sekitar 500 gram setiap tahunnya. Tingkat konsumsi kopi robusta akan dinaikkan dari 500 gram per kapita per tahun menjadi 700 gram. Adapun, konsumsi kopi arabika akan didorong ke atas dari 500 gram menjadi 1.000 gram per kapita per tahun.
Dalam skenario Deptan itu, kenaikan konsumsi kopi akan dibarengi dengan kenaikan produksi yaitu kopi robusta dari 650.000 ton menjadi 750.000 ton per tahun melalui pemakaian bibit unggul.
Ditjen Perkebunan Departemen Pertanian mencatat Indonesia merupakan salah satu negara produsen kopi di dunia selain Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Namun, volume ekspor kopi dari Tanah Air, sebagian besar berbentuk biji kopi dan berada di urutan keempat terbesar dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia.
Tahun ini, Indonesia diprediksi mampu memproduksi kopi sampai sekitar 689.140 ton yang terdiri dari kopi robusta sebesar 557.190 ton atau sekitar 81% dari total produksi dan sisanya 131.950 ton merupakan jenis arabika. Selain itu, sekitar 469.000 ton atau 68% dari total produksi kopi dalam negeri diekspor ke luar negeri.
Oleh Diena Lestari
Bisnis Indonesia